Minggu, 02 Oktober 2016

Filter Abu Vulkanik

Siapa sangka prestasi di tingkat internasional bisa diperoleh dari kepekaan dalam mengamati air di selokan?  Inilah yang dilakukan dua orang siswa SMAN 1 Solo ini,  Luca Cada Lora dan Galih Ramadhan.  Keduanya menyabet gelar juara di ajang bergengsi tingkat internasional di Amerika Serikat pada Mei 2015 yang lalu.
Dalam Intel International Science and Engineering Fair(ISEF)  di Amerika Serikat keduanya meraih juara keempat dari total 1.700 peserta yang berasal dari 70 negara. 
Kedua peneliti muda ini melakukan riset pada abu vulkanis dari letusan Gunung Kelud,  Februari 2014.  Dari hasil riset mereka menemukan bahwa abu vulkanik tersebut bisa digunakan untuk menyaring kandungan logam berat.
Penelitian ini bermula dari rasa penasaran Luca ketika melihat selokan depan rumahnya yang justru bersih walaupun di dalamnya dipenuhi dengan abu vulkanik akibat letusan Gunung Kelud.  Air yang biasanya keruh ketika ada tumpukan abu vulkanik di dalamnya justru menjadi bening. 
Dari pengalaman sebut Luca bercerita kepada Galih,  kemudian mereka berdua mencari referensi yang mengulas tentang abu vulkanik.  Dalam melakukan penelitiannya mereka dibimbing oleh dosen Fakultas MIPA Kimia Universitas Sebelas Maret(UNS)  Solo,  Pranoto dan Candra Purnawan. 
Penelitian mereka kemudian diberi judul Packed volcASH:  An Inorganic Nature of Heavy Metals Adsorbent,  yakni pemanfaatan abu vulkanis(Gunung Kelud)  sebagai material bahan pengolah limbah cair yang mengandung logam berat.  Dari setiap 1,2kg abu vulkanis yang digunakan,  bisa untuk menyaring hingga 86 liter air limbah menjadi bersih Penelitian tersebut dterapkan dalam pengelolaan limbah cair industri batik di Laweyan.
Sebelum mengikuti ajang di Amerika Serikat keduanya lolos menjadi salah satu kelompok yang terbimbing di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Disqus Comments